Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ASI Adalah Sumber Ketahanan Pangan Bagi Bangsa

ASI Adalah Sumber Ketahanan Pangan Bagi Bangsa
ASI Adalah Sumber Ketahanan Pangan Bagi Bangsa

ASI Adalah Sumber Ketahanan Pangan Bagi Bangsa. Memberikan ASI atau menyusui adalah bagian dari pemenuhan nutrisi, pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan. Berbicara isu ketahanan pangan, maka pemberian ASI pada anak merupakan salah sau aspek yang perlu diperhatikan dalam ketahanan pangan, kenapa? Karena selain ekonomis.

ASI juga merupakan sumber pangan alami, praktis dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan dengan suhu yang yang terjadi dan berkesinambungan demi masa depan para generasi kita.

Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya pangan bagi negara dan perseorangan, tersedianya pangan yang cukup, mutunya baik, jumlahnya cukup, aman bendanya, bergizi makanannya, beragam jenisnya, dibagikan merata dan terjangkau harganya, tidak bertentangan dengan agama dan keyakinan, budaya dan masyarakat, untuk hidup yang sehat, aktif  produktif  dan berkesinambungan.

Masyakarat yang dikatakan sebagai masyarakat yang mempunyai ketahanan pangan, jika semua anggota keluarga termasuk di dalamnya bayi, mempunyai akses terhadap makanan dengan jumlah yang cukup dan baik mutunya, harganya terjangkau, diterima dan tersedia di daerah dan dalam negeri secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Memberikan ASI pada bayi merupakan jaminan ketahanan pada bayi tersebut. Belum ada bahan makanan yang selalu bisa tersedia setiap saat, mudah dijangkau, bernilai gizi yang tinggi, kecuali ASI. Karena ASI merupakan makanan yang lengkap untuk bayi hingga umurnya mencapai 6 bulan.

Pada masa mula kehidupan anak, ada istilah 1000 hari pertama kehidupan yang terdiri 279 hari atau 9 bulan masa kehamilan dan 730 hari atau 2 tahun umur si anak.

ASI merupakan bagian terpenting dalam usia 2 tahun kehidupan anak, ASI merupakan minuman yang belum tergantikan dengan makanan lain bagi bayi.

Belum ada susu formula yang bisa sama isi kandunganya dengan ASI, Allah SWT telah menciptakan ASI untuk mencukupi kebutuhan bayi selama 2 tahun.

Perintah Allah tersebut pada Surah Al Baqarah Ayat 233 yang intinya menyuruh ibu menyusui anaknya selama 2 tahun.

Pada 6 bulan pertama, bayi perlu diberikan ASI secara eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI tanpa ada makanan dan minuman lainnya, baik susu formula, air putih, madu dan air tajin.

Di tahun 2020, WHO dan UNICEF telah mengeluarkan rekomendasi standar pemberian makan pada bayi dan juga anak  sebagai berikut:

  • 01.Mulai segera menyusui dalam setengah jam sampai 1 jam setelah bayi lahir,
  • 02. ASI diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan.
  • 03. Di saat usia sudah 6 bulan, baru boleh memberikan makanan pendamping ASI.
  • 04. Menyusui tetap dilakukan sampai anak berusia 2 tahun.

Untuk tercapainya keberhasilan menyusui perlu dukungan pemerintah dan semua golongan masyarakat.

Sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan dari pembangunan yang berkelanjutan 2030, menyusui adalah langkah pertama bagi seorang manusia untuk dapat hidup yang sehat dan sejahtera. 

Gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus kehidupan manusia. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat menyebabkan bayinya berat lahirnya rendah dan juga dapat menyebabkan turunnya tingkat kecerdasan anak.

Bayi dan anak yang kurang gizinya akan timbul gangguan pertumbuhan, juga perkembangan, yang jika tidak diatasi secara cepat dapat berlanjut sampai dewasa.

Usia bayi dimulai dari lahir sampai umurnya 2 tahun, merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas juga sekaligus periode kritis.

Periode emas dapat terlaksana jika pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang cocok untuk menjangkau tumbuh kembang anak yang optimal.

Namun, jika bayi atau anak pada masa ini tidak mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan gizinya, maka periode yang mulanya emas akan berubah menjadi periode kritis, yang tentu akan mengganggu tumbuh kembang bayi atau anak, baik disaat sekarang ataupun pada masa selanjutnya, berisiko stunting.

Menurut data dari Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyebutkan bahwa adanya beban yang sangat besar, jika tidak menyusui di Indonesia.

Adapun beban tidak memberikan ASI yang dimaksud , yaitu:


  • 01.Meningkatnya kerentanan terhadap penyakit anak ataupun ibu. Dengan memberikan ASI atau menyusui, dapat mencegah 1/3 terjadinya infeksi pada saluran pernapasan atas (ISPA), menurunkan diare hingga 50%, berkurangnya penyakit usus parah pada bayi premature sebanyak 58%, menurunya risiko kanker payudara sebanyak 6-10%.
  • 02. Menghemat biaya untuk pengobatan, dengan ASI dapat mengurangi diare dan pneumonia hingga 256,4 juta USD atau 3 Triliun Rupiah setiap tahunnya.
  • 03. Kerugian kognitif, yaitu hilangnya pendapatan bagi individual. ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ seorang anak, memiliki potensi memperoleh pekerjaan yang lebih baik karena mempunyai fungsi kecerdasan yang tingi. Tentunya hal ini dapat meningkatkan potensi penghasilan yang lebih optimal. Dengan peningkatan IQ, dapat meningkatkan pendapatan perkapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah.
  • 04. Biaya beli susu formula. Hampir 14% dari penghasilan seseorang dihabiskan untuk membeli susu formula untuk bayi yang berusia kurang dari 6 bulan di Indonesia, dengan adanya ASI eksklusif dapat menghemat 14% penghasilan orang tua. Sangat besar manfaat yang menguntungkan dari pemberian ASI, yaitu keuntungan pada anak,keluarga dan negara.


Posting Komentar untuk "ASI Adalah Sumber Ketahanan Pangan Bagi Bangsa"