Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perintah Menyusui Bagi Ibu Menurut Al Quran dan Hadist

Ada beberapa dalil tentang perintah menyusui bagi ibu menurut Al Quran dan Hadits. Yang pertama Surat Al Baqarah Ayat 233. Ayat ini turun sebagai petunjuk atas peristiwa-peristiwa yang dianggap melecehkan posisi bayi pada zaman jahiliyah. Lantas dibutuhkan petunjuk atau perilaku dan kasih sayang kepada anak lewat penyusuan.

Perintah Menyusui Bagi Ibu Menurut Al Quran dan Hadits
Perintah Menyusui Bagi Ibu Menurut Al Quran dan Hadits


Dalam Surat Al Baqarah Ayat 233 ada beberapa aturan umum, yaitu:
  • (1).Ibu berkewajiban menyusui bayinya dan tidak mengabaikan hak anaknya untuk disusui jika ibunya memang dapat melakukan kewajibannya.
  • (2). Lama menyusui adalah dua tahun penuh. 
  • (3). Proses penyusuan dapat dihentikan sebelum dua tahun dengan syarat  berdasarkan persetujuan antara suami dan istri, setelah suami dan isrti bermusyawarah membicarakannya.
  • (4). Ayah membantu agar ASI ibu terus tersedia, agar ASI terus tersedia Ayah atau suami harus mencukupi kebutuhan makanan dan suasana yang tenang.
  • (5). Jika Ayah bayi berpergian atau meninggal dunia, maka salah seorang dari anggota keluarga harus mengambil alih kewajiban ayah bayi tersebut, untuk memelihara dan menyediakan kebutuhan ibunya agar bisa meneruskan menyusui bayinya.
  • (6). Seorang ibu yang bisa menyusukan anaknya, dilarang untuk mengalihkan kewajiban itu kepada orang lain. Islam mewajibkan ayah dari bayi untuk menanggung biaya keuangan atau biaya hidup istri yang sudah dicerainya, yang masih menyusui anaknnya. 

Dalam hal ini, Islam menjamin agar bayi tetap memperoleh haknya sebagaimana yang dia butuhkan. Dalam surat Al Ahqaf ayat 15, Ulama menyimpulkan bahwa ayat ini menjelaskan masa mengandung seorang ibu hingga menyapih bayinya selama 30 bulan dengan hitungan masa hamil paling cepat bulan, hingga masa menyusui dua tahun penuh atau masa hamil selama 9 bulan dan masa menyusui selama 21 bulan.

Waktu Terbaik Menyusui adalah 2 Tahun

Jika kehamilan normal biasanya 9 bulan ditambah waktu menyusui selama 24 bulan, maka totalnya 33 bulan, waktu yang sempurna dalam memberikan asupan makanan pada bayi. Waktu terbaik menyusui adalah 2 tahun lamanya. Namun tidak ada larangan jika kurang dan lebih dari 2 tahun.

Kurangnya waktu dalam menyusui dari 2 tahun, harus memiliki kerelaan suami dan istri dan musyawarah, agar tidak menyebabkan perselisihan yang dapat merusak rumah tangga. Bahkan menjadi wajib hukumnya jika si ibu terus menyusui dan menyebabkan ibu sakit dan berpengaruh buruk kepada anaknya.

Pentingnya memberikan ASI pada bayi, hingga di masa Rasulullah SAW pada saat itu ada seorang wanita Ghamidiyah yang sedang hamil meminta hukuman dari Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah menyuruhnya kembali sesudah melahirkan. Sesudah melahirkan si wanita menghadap Rasulullah dan Rasulullah tidak mau menghukum wanita itu, kemudian Rasulullah menyuruhnya kembali setelah bayinya di sapih (HR Muslim).

Keutamaan Menyusui di dalam Islam

Hal ini menunjukkan, bahwa pemberian ASI lebih Rasulullah utamakan untuk kebaikan si bayi bahkan si bayi dapat menangguhkan hukuman bagi seorang ibu.
Surat Al Qashash ayat 7 dan 12 menjelaskan kisah tentang Ibu Nabi Musa yang menyusui bayinya. Dan dijelaskan betapa pentingnya air susu ibu untuk anaknya, hingga Nabi Musa tetap bisa menyusui ke Ibunya walaupun dalam keadaan ketakutan kepada Firaun.

Surat At Thalaq ayat 6, menjelaskan adanya jaminan hak keuangan dari suami untuk istri yang sudah ditalak, jika si ibu sedang menyusui anaknya, di luar kewajiban nafkah yang harus diberikan  selama sebelum massa iddah. Dan disebutkan tentang adanya kebolehan dan sekaligus upah bagi seorang perempuan yang menyusui bayi orang lain asalkan sudah dimusyawarahkan secara baik dan bathil.

Banyak sekali manfaat bagi ibu yang menyusui anaknya, bagi dari segi kesehatan dan psikologis. Mengasuh anak hingga anak dewasa dan dapat mengurus dirinya sendiri merupakan kewajiban orang tua.

Orang tua berkewajiban menjaga anaknya dari hal yang dapat mencelakakannya sebagaimana memberikan nafkah untuk menyelamatkan anak-anaknya. Saat Umar menjadi Khalifah, beliau tidak menentukan santunan bagi anak yang lahir hingga anak itu disapih.

Di suatu malam Umar mendengar tangisan bayi, Umar berkata kepada Ibu si bayi, “susui anakmu”. Wanita tersebut tidak mengetahui bahwa yang didepannya adalah Khalifah Umar. Lalu ia berkata susungguhnya Amirul Mukminin (Umar) tidak memberikan santunan kepada bayi hingga ia disapih, dan saya sudah menyapihnya. Umar lalu berkata “Sesungguhnya hampir saja saya membunuhnya, susui dia, Umar akan memberikan santunan kepadanya”. Selanjutnya Umar menetapkan santunan kepada bayi sejak bayi itu lahir.

Dari dalil Al Quran dan  Hadist, dapat diketahui bahwa bagaimana tentang perintah menyusui dan peran Ayah dalam memastikan tercukupinya kebutuhan si Ibu selama menyusui anaknya. Besarnya pahala yang diberikan kepada Ibu yang menyusui.

Meskipun pada masa lampau, sudah ada susu unta, susu sapi dan susu kambing, namun dalam Islam bayi manusia harus disusui oleh manusia pula. Karenanya jika seorang Ibu tidak mampu untuk menyusui anaknya, maka si Ibu harus mencari Ibu susu untuk menyusui anaknya.

Keuntungan dan Faedah dari Menyusui Bagi Seorang Ibu

Sangat banyak keuntungan dari menyusui bagi ibu, bayi dan anggota keluarga lainnya. Tidak dipungkiri bahwa saat hamil dan menyusui merupakan masa yang cukup berat dijalani oleh seorang ibu. Namun masa-masa tersebut dapat menjadi menyenangkan dan membahagiakan, jika para calon ibu mengetahui bahwa masa hamil dan menyusui merupakan masa emas dalam meraih dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

Jadi mari para calon Ibu, raih dan rauplah pahala sebesar-besarnya saat diberikan kesempatan hamil dan menyusui oleh Allah SWT. Selain karena adanya pahala yang besar, Allah juga memberikan ganjaran yang berat bagi Ibu yang dengan sengaja tanpa alasan tidak mau menyusui bayinya. 

Maka mari tunaikan kewajiban sebagai seorang ibu untuk memberikan hak-hak anak kita, dan berikan kebutuhan zat gizinya yang hanya bisa didapat dari ASI. Dan menjamin terjalinnya kasih dan sayang kepada bayi dan melaksanakan kewajiban sebagai hamba yang ingin terhindar dari azabNya.

Posting Komentar untuk "Perintah Menyusui Bagi Ibu Menurut Al Quran dan Hadist"